SOSIOLOGI DAN INTERAKSI SOSIAL


PENGANTAR

Sejumlah ahli sosiologi mengkhususkan diri pada studi terhadap “interaksi sosial”. Ini sesuai pandangan ahli sosiologi seperti Max Weber, bahwa pokok bahasan sosiologi adalah tindakan social. Dalam sosiologi berkembang cabang yang mengkhususkan diri pada kehidupan sehari-hari yang dikenal dengan nama “the sociology of everyday life situation” sosiologi situasi kehidupan sehari-hari (Douglas, 1973).
Diantara berbagai pendekatan yang dijumpai untuk mempelajari interaksi social, salah satunya dikenal pendekatan dengan nama interaksionisme simbolik (symbolic interactionism). Pendekatan ini bersumber pada pemikiran George Herbert Mead, apakah yang dimaksudkan disini dengan symbol ? Simbol merupakan sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya, oleh mereka yang mempergunakannya. Sebagai contoh: makna suatu warna tergantung pada mereka yang menggunakannya. Warna merah dapat berarti berani, dan putih berarti suci.
Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan “dramaturgi” (Erving Goffman). Pendekatan ini menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep dalam pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut denga social establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut dengan outsider.
Erving Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk menunjukkan usaha individu menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep expression untuk individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi atas expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang memperoleh kesan dalam interaksi.

BENTUK – BENTUK INTERAKSI YANG MENDORONG TERJADINYA KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL

A. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Jumlah Pelakunya

1)   Interaksi antara individu dan  individu, yang memberikan pengaruh, rangsangan kepada individu lainnya.
Contoh:
Dalam bentuk berjabat tangan.

2)             Interaksi antara individu dan kelompok, bentuk interaksi ini antara seorang individu  kepada orang banyak/kelompok.
Contoh:
Seorang guru menyampaikan pelajaran kepada siswanya. Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok .

3)           Interaksi antara kelompok dan kelompok, 
      bentuk interaksi ini berhubungan dengan kepentingan
      individu dalam kelompok lain. 
      Contoh : Demo mahasiswa melawan apparat.


B. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya

1)             Identifikasi : keinginan seseorang untuk sama dengan orang lain. Sifat identifikasi lebih mendalam dari pada imitasi karena dalam proses ini kepribadian seseorang turut terbentuk. Proses identifikasi dapat berlangsung tanpasengaja atau dengan sengaja. Melalui identifikasi, diri seseorang seolah-olah menjadi pihak lain atau identik dengan tokoh idolanya. Prosesi identifikasi dapat membentuk kepribadian seseorang.

2)      Imitasi : proses meniru perilaku dan gaya seseorang yang menjadi idolanya. Tindakan meniru dilakukan dengan belajar dan mengikuti perbuatan orang lain yang menarik perhatiannya. Imitasi dapat terjadi contohnya cara berpakaian, model rambut, gaya bicara, cara bertingkah laku, dan sebagainya. Imitasi dapat bersifat positif jika mendorong seseorang untuk mempertahankan, melestarikan, serta menaati norma dan nilai yang berlaku.

3)      Empati : keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengindentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Contohnya, jika melihat lingkungan tempat tinggal melakukan kerja bakti, kiita berempati seolah-olah ikut merasakan pentingnya kebersihan lingkungan tersebut. Dengan kata lain, kita memposisikan diri kita pada orang lain.

4)             Sugesti : pandangan atau sikap seseorang yang kemudian diterima dan diikuti oleh pihak lain. Pemberi sugesti biasanya seorang yang beribawa dan dihormati, seperti dokter dan psikiater. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak penerima sugesti sedang berada dalam keadaan kalut atau emosi yang tidak stabil sehingga menghambat daya pikirnya.

5)             Simpati : proses ketika seseorang merasa tertarik dengan pihak lain. Simpati diberikan atau sampaikan kepada seseorang pada saat tertentu, baik saat bergembira bisa pula saat bersedih. Contohnya  saat seorang tertimpa musibah, dan perasaan simpati bisa menimbulkan perasaan sayang.


6)   Motivasi : dorongan yang diberikan kepada individu kepada individu lainnya yang bertujuan agar orang penerima motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan. Selain diberikan kepada individu, motivasi juga dapat diberikan individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, dan kelompok kepada individu. 

RINGKASAN
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam masyarakat. Interaksi sosial sangat berguna untuk menilai dan mempelajari masalah yang terjadi dalam masyarakat. Serta interaksi sosial adalah kunci kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada hubungan antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam masyarakat.

Buku dan Media Refrensi Belajar
·     Pengantar Sosiologi/Kamanto Sunarto. – Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.

Comments

Popular posts from this blog

DORONG USAHA MENJAHIT, KOPERASI YCAB DUKUNG ANGGOTA JADI PENGUSAHA (KISAH SUKSES IBU RUMAH TANGGA)